Ospek

Peserta ospek berkumpul di Blang Padang
Ospek adalah kata yang sudah pasti akan ditemui apabila seseorang memasuki suatu wilayah atau institusi. Bagi mereka yang sudah atau sedang mengecap pendidikan formal, ospek telah menjadi sebuah hal yang tidak asing lagi. Bagi sebagian orang ospek dihindari, namun tidak sedikit pula yang menanti. Mahasiswa baru cari aman, mahasiswa tua cari gebetan, hehe.



Sejatinya ospek merupakan pengenalan: antar mahasiswa, dosen, dan lingkungan kampus secara keseluruhan. Mahasiswa baru yang memang baru jadi mahasiswa, biasanya masih malu-malu: malu-malu berkenalan dengan sesama mahasiswa baru, menjelajahi kampus, atau bahkan malu-malu dengan dirinya sendiri, hehe. Nah, pihak panitia ospek yang notabene merupakan mahasiswa lama berkewajiban memperkenalkan sang mahasiswa baru dengan dunia barunya. “Adek-adek, nomor hape abang ini, dan abang masih single!” begitu kata mahasiswa lama, haha.
Panitia sedang memberikan instruksi bagi peserta

Mahasiswa baru (MB) banyak yang berasal dari daerah luar kampus. Mereka merantau dari kampung halaman dengan niat ingin mencari ilmu untuk kemudian kembali pulang dan berkata, “Mak! Aku sudah sarjana!” Tantangan awal bagi mereka mungkin adalah perkara kebudayaan yang berbeda.


Kalau yang sudah belajar cross culture understanding mungkin ingat istilah cultural shock (CS), atau bila dibahasa nenek-kan menjadi ‘keguncangan budaya’.  CS bisa berkaitan dengan bahasa, makanan, maupun adat istiadat setempat. Perbedaan budaya dapat membuat komunikasi dirasa sulit, dan para MB biasa mengalaminya. Nah, di sinilah ospek berperan, “Dek! Sini kamu!/ Apa bang?/ Siapa nama orang di sebelah kamu?/ Gak tau bang/ Gak tahu?? Tanya lah!!” Mereka pun akhirnya mengenal satu sama lain. Ospek juga biasanya menjembatani perkenalan MB dengan para dosen, “Ini pak Ekal, beliau dosen writing lulusan Lamreung University.” haha

Peserta sedang mengikuti kegiatan sharing
Lebih jauh lagi, ospek memperkenalkan mahasiswa dengan perkara dasar perkuliahan, seperti tata cara membayar SPP, mengisi KRS, mengurus surat cuti, dll. Hal-hal tersebut biasanya cukup membuat pusing mahasiswa baru. Dan terakhir, para pengospek biasa memberikan nasehat keren yang umurnya telah bertahan ribuan (??) tahun: “Dek, kuliah itu berbeda dengan SMA. Jika di SMA guru mengejar siswa, tapi di sini kita yang mengejar mereka!” dan tepuk tangan pun mengalir berderai-derai, haha.

Namun tentu saja ospek di satu sisi lekat dengan aroma kekerasan. Dan ya, di beberapa tempat itu memang ada. Tapi tentulah itu bukan merupakan hal yang baik karena sudah lari dari esensi. Dan akhirnya, satu kata saya buat pengospek dan yang diospek. Pengospek: selamat! Diospek: semangat!
"Bang, ospek lagi dong,"

Berikut beberapa momen ospek yang dilangsungkan di Fakultas Tarbiyah, IAIN Ar-Raniry (24-06-2011)

Komentarnya yaa. Terima kasih telah berkunjung.
Salam.



Dan hujan tepung pun turun

Panitia juga menjadi korban
Senyum-senyum panitia
Para panitia berfoto bersama (sempat-sempatnya)
Para peserta berkumpul sebelum acara berakhir
Panitia dan peserta saling bermaafan

Selamat datang di kampus, dek!

Sunday, June 26, 2011 by Muhammad Haekal
Categories: 7 comments

Comments (7)

  1. ya,,,
    foto yang paling oke,,,yang judulnya senyum-senyum panitia,,,,,,bisa di bawak ke festival foto se-dunia

  2. banyakan foto panitia daripada foto peserta, hahaha :D


    overall, tulisannya bagus.
    tapi foto2nya kurang bagus krn ga ada za2 dsitu :D :D

  3. g a u L !

  4. mantep brad .. !!

    *ex ten komen :p

  5. ok bong. ko tulah, entah ngapain pindah! hehe
    makasih lah udh ngunjung & komen

  6. kall.. ni ospek leting 2011 ya??

Leave a Reply