Ilfil

Ada seorang perempuan berkulit sawo matang. Tubuhnya tidak kurang tinggi, sekitar 170 centi. Protein dalam dagingnya berpadu seksi, tidak terlampau kering, tidak pula begitu berisi.  Bibirnya merah jambu dan merekah santai. Deretan giginya putih dengan taring yang menonjol tipis. Sementara hidungnya, ya hidungnya, terbangun tidak terlampau panjang, namun cukup serasi dengan dahi dan tulang pipi. Tapi apa itu? Sebuah objek asing terdeteksi. Warnanya cokelat muda,  kering, dengan ukuran tidak lebih besar dari biji kenari. Dekat, lebih dekat. Dan ya, itu upil. Sekali lagi, upil. Bergantung dan melambai (deksripsi lebai) di tepi lubang hidung.

Apa yang terjadi? Sejenak sepertinya segala deskripsi dan imajinasi manis tadi buyar. Digantikan oleh perasaan biasa, ya biasa, dia perempuan biasa, tidak ada yang istimewa. Apa itu jahat? Apakah itu kejam?  YA IYAAA LAAH!!!

Saya mengenal kata ‘ilfil’ sewaktu SMP. Dimulai dengan kejadian seorang pelawak berambut gimbal yang memutuskan pacarnya. Hasil usutan infotainment, hal itu terjadi karena sang pacar kentut. Ya, kentut. Ternyata saat itu kekuatan kentut mengungguli cinta. Mengerikanz.

“Kamu segalanya sayang,” kata seorang lelaki kepada pujaan hatinya.

prooot. Suara itu berbunyi.

Dan lelaki tadi itu pun pura-pura pingsan. Saat sadar dia hanya bilang, “kalimat yang pertama tadi hanya kerasukan.”

Dalam beberapa hal, ilfil berbahaya. Cinta yang menyala-nyala bisa padam seketika, dan manusia sepertinya menjadi hilang rasa ‘kepri’-nya. Terus, bagaimana?

Saya ingat kata seorang dosen, “kita sekarang sering terjebak dengan hal-hal yang sifatnya alami.” Kentut adalah salah satu di antaranya (walau tentu saja tidak bijak untuk nge-bom di sembarang tempat, hehe).  Alami itu wajar, semua manusia memilikinya.

Akhirnya, jangan sampai ilfil menghancurkan hidup kita dan orang-orang tersayang. Say no to ilfil!!! (ntah pa ntah, hehe)

  
pic: kaskus.us

Wednesday, December 28, 2011 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Comments (2)

  1. hha...mka'a cinta cma fatamorgana...
    mw'a yg indah2 aja...trus ilfil...

  2. lah, kalau mau yang indah2 aja, bukan cinta namanya, tapi obsesi atau tergila2 aja.
    cinta itu menerima segala sesuatunya: indah, jelek, manis, pahit, semuanya.
    yang fatamorgana bukan cintanya, tapi perasaannya.
    cinta gak mengenal kata fatamorgana.
    hehe.
    thank ya udh komen!
    say no to ilfil!

Leave a Reply