Vonis

Kerap kali beberapa dari kita sering memvonis orang lain secara sepihak. “Eh, liat tu, dia jarang masuk kuliah, malas banget ya jadi orang.” Padahal orang itu memiliki kesibukan yang mungkin sepuluh kali lebih bermanfaat dari kuliah. “Eh, dia kuper kali ya, gak pernah keliatan nongkrong.” Padahal orang itu sibuk bekerja. “Eh, selera musiknya jelek kali ya, masak suka lagu India.” Padahal lagu yang dia sukai juga disukai oleh jutaan orang di dunia.


Secara naluri, manusia seringkali menganggap apa yang dia lakukan atau pikirkan lebih benar daripada orang lain. Mulai dari hal-hal yang bersifat prinsipil, hingga yang berskala kecil seperti gaya berpakaian, jenis musik, bahkan potongan rambut. Hanya karena menggemari musik rock, seseorang bisa serta-merta menganggap penyuka genre melayu sebagai orang ndeso yang tidak paham musik. Gawat that!

Mungkin sekarang pertanyaannya adalah ‘buat apa’ atau ‘apa gunanya’ kita saling menjelekkan, menjatuhkan, menghina, dan merendahkan. Khusus untuk hal ini, saya sangat suka dengan tagline dari Bondan Prakoso: peace, love, and respect. Damai, cinta, dan saling menghormati. Bumi sudah tua, lebih baik kita bersatu daripada buang-buang waktu memvonis orang lain.

Saya juga, bukan mentang-mentang saya menulis hal ini, saya sudah bebas dari vonis-memvonis. Saya kerap kali salah sangka dengan orang hanya gara-gara dia tidak terlihat ‘wah’. Padahal belakangan saya tahu dia seribu kali lebih baik dari saya!

Akhirnya, dunia pasti akan terasa indah jika dihiasi dengan cinta, pengertian, dan rasa saling menghormati. Semua orang itu keren, setidaknya menurut perspektif dia sendiri. Kita semua keren, setidaknya menurut sudut pandang kita sendiri. Peace, love, and respect! Insya Allah. Salam.
  



pic: muhammadjabir.wordpress.com

Tuesday, December 20, 2011 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Leave a Reply