Mentor

Saya menganggap setiap karya tulis yang saya hasilkan seperti emas: berkilau dan tanpa cacat. Saya tidak pernah berpikir tulisan saya memiliki kekurangan. Sampai suatu hari seseorang mengatakan tulisan saya SAMPAH.

Setelah dia menjelaskan alasan, saya pun mengakuinya. Dengan mengurut dada, saya kala itu bilang: tolong jadi mentor saya!

Keberadaan mentor itu penting. Dia bisa menilai kelayakan sebuah karya secara objektif. Tidak hanya itu, dia juga memberikan masukan yang membangun. Walau kadang kata-katanya menyayat seperti sembilu, tapi kehadiran sosoknya memang harus dianggap perlu.

Jadi, bagi yang ingin maju dalam suatu hal, carilah mentor! Jika suka bisnis, carilah pengusaha. Jika ingin belajar agama, carilah ulama. Jika ingin belajar menulis, carilah penulis. Dan jika ingin belajar becanda, carilah saya! Hehe, bercanda. Salam.





pic: vi.sualize.us

Wednesday, February 1, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Comments (2)

  1. jleb.. pengalamannya sama..dulu krya saya pernah di edit utk di msukin ke mjlh sekolah, dua halaman krya sya di coret pake pulpen merah, dan di akhir paragraf paling bwah ada satu tnda tnya, tebal, besar dan wrna merah pula. duh smpe ngusap-ngusap dada deh, soalnya itu dibikinnya smpe bgadang,dengan semangat 45, dan pas jadinya senang tiada terkira, eh malah kena libas pulpen merah,, hehe (eh kok jdnya curhat?).
    Uhm sori, Tapi krna adanya kritiklah kita jadi tahu yang mna yang btul dan yang engga, saat orang lain mengkritik artinya mereka percaya bhwa kita punya kapsitas unutk memperbaikinya, cuma ya smpe skrng sya blum ada mentor, baru sadar ternyata keberadaan mentor itu pnting sekali. thx ya untuk infonya, sngat bermanfaat. heheh

    keep writing..
    :)

  2. hehehe, yg penting tetap semangat!
    thank ya udah ngunjung & komen!
    :)

Leave a Reply