Antara Kopi dan Wi-fi


Jika sekarang kita mau ngopi di Aceh, konon ada sebuah pertanyaan yang akan timbul: mau betulan ngopi atau online?

Ya, semenjak warung kopi mendadak punya fasilitas wi-fi, ‘ngopi’ sepertinya telah menjadi kata lain untuk ‘online’. Misal kata, empat orang berjanji bertemu di sebuah warkop. Warkop itu ber-wi-fi. Empat orang tadi membawa laptop. Tebak bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lain! Percaya atau tidak: melalui tombol chat di FB atau berkicau di twitter. “Eh, ngapain ko asik maen poker?//Woy, kapan ne kita pulang//haloo.” Ya, mereka ngomong melalui social network itu. Lupa kalau yang orang yang dibicarain ada di depan mata. Dan gelas kopi pun menjadi dingin.

Saya pernah diajak ngopi. Kebetulan cuma berdua saja waktu itu. Warkopnya sederhana, tidak ada wi-fi. Namun, setelah memesan kopi, yang mengajak saya justru berbicara dengan orang di belahan dunia lain. Dia mengambil hp, online, melupakan teman ngopinya. Dan jadilah saya seperti penikmat seni yang memandangi lukisan potrait: tidak bisa berkomunikasi secara verbal karena beda dunia. Saya kirain benaran mau ngopi! Hehehe. 

Ngopi itu sebenarnya sakral. Selain menikmati seduhan biji kopi yang khas, ngopi adalah saat di mana kita bertukar cerita, informasi, atau sekedar basa-basi. Apalagi jika ngopi dengan sahabat yang sudah lama tidak jumpa, rasa kopi pun menjadi nikmat tak terkira. 

Pernah, kami mengerjai seorang teman yang jika ngopi pikirannya selalu connect ke wi-fi. “Ngopi yok?” sms kami kepadanya. “Di mana? Ada wi-finya gak?” balasnya. Kami pun dengan bahasa marketing menjawab ‘ada, kencang lagi!’. Dia pun datang dengan semangat. Lengkap dengan laptop di pundaknya. Dan sampai di warkop, si teman hanya bisa menganga. Tidak ada satu meja pun yang membuka laptop. Dia pun cuma bisa masam, dan terpaksa online melalui hp. Tidak ada wi-fi, hp pun jadi, hehehe.

Akhirnya. Kalau ngopi ya ngopi, kalau online ya online. Hehehe. Sekian.
sumber gambar:  tsmethod.com


Tuesday, March 6, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 10 comments

Comments (10)

  1. Haha, aku tau siapa orang yang kalo ngopi pikirannya selalu pengen connect ke wifi yang ko maksud. Emang kalo lawan bicara terlalu asik di dunia maya sewaktu ngopi, bikin suasana ngopi pun tak enak, lebih baek digunakan seperlunya jangan sampe mengabaikan kawan, hehe

  2. yah...yah... salah satu sisi keuntungan dan kekurangan akses internet yg makin mudah, makin mendekatkan yang jauh tapi kadang menjauhkan yang dekat..., seperti posting diatas, bisa komunikasi dgn yg jauh eh yg dekat malah dicuekin....

  3. @koetradja: betol tu! lbh baek kt gunain seperlunya!
    @iqbal: oke, insya Allah. tunggu sms aja bro!
    @insan: hoho, tinggal pintar2 kita aja manfaatinnya!
    thank semua udh mampir dan komen!

  4. kahh mangat na modem preee

  5. kayak tmpt kopdar saya kmrn. namanya si warung kopi dkk..
    pas dipesen gk ada rasanya. pas saya nanya..
    ehh, di skitar situ yg unggul ya tempat wifinya. halah..

  6. @muntasir, bloe lah saboh mun, hehe.
    @jjangnisa, hehe, biasa tu: gak fokus di kopinya.
    thank ya udh mampir dan komen!

  7. s.w.. tempat nyaman, bersahabat, non wifi, suasana kekeluargaan.
    kapan lg? uda lama

  8. hahaha ... Aceh kini, antara warkop, dan sejarah mesjid raya ... hehehehe leu that lagee ...

Leave a Reply