Archive for August 2012

Daging


Daging segar
Kemerahan
Masih berdarah
Kau makan
Tak kau masak
Kau bukan Jepang

Wednesday, August 29, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 1 comment

Dunia dan Kode Bajak Laut


Dalam sebuah adegan di Pirates of Caribbean: The Curse of the Black Pearl, Gibbs bertanya kepada Jack tentang apa yang harus dilakukan apabila Jack dan Will tidak kembali dari pengintaian mereka terhadap Kapten Barbossa dan para kelasinya. Jack hanya menjawab singkat: patuhi kode etik bajak laut. Anyone who’s felt behind will be left behind. Yang tertinggal, akan ditinggalkan.

Salah satu momen terberat dalam hidup saya adalah patah hati. Saat itu saya memilih meringkuk di dalam kamar. Menyendiri. Bersembunyi dari kehidupan. Saya tidak melakukan apa yang biasa saya lakukan – saya jeda menulis, hal yang sebenarnya paling saya gemari. Intensitas sosial pun berkurang. Saya lari. Menganggap diri orang paling merana di dunia. Pokoknya serba suram lah suasananya. 

Situasi ini hampir berlangsung sebulan, hingga suatu hari saya keluar rumah. Melihat orang-orang memacu sepeda motornya. Menyaksikan warung kopi tetap ramai. Termenung melihat anak-anak sekolah saling bercanda. Ya, ternyata ketika saya mengurung diri dari kehidupan, kehidupan tidak mengurung dirinya dari saya. Bumi terus berputar. Orang-orang tak pernah jemu berlarian, mengukir prestasi, dan menikmati hidup.

Ya, begitulah kehidupan. Orang yang berhenti mengayuh, jangan harap untuk ditunggu. Setidaknya kita harus menyadari fakta kecil bahwa memang kita punya urusan sendiri-sendiri. Tidak semua orang memiliki misi sama. Sama halnya dengan Jack dan Will. Jack ingin mengambil kembali Kapal Black Pearl dari Barbossa, sementara Will berhasrat menyelamatkan Elizabeth. Will pun tanpa menunggu Jack – yang memang telah dipukulnya pingsan – terus kembali ke kapal bersama Elizabeth. Walau memang pada akhirnya Jack juga berhasil bangkit dan meraih tujuannya.

Well, kita bisa memilih menjadi Jack. Dia bangun kembali setelah terpuruk. Tidak berlarut memikirkan kenapa Will menghianatinya. Dia fokus kepada tujuan. Dia tidak berhenti. Galau boleh, tapi jangan kelamaan. Mencari pelampiasan oke-oke aja, tapi jangan berlebihan. Dan akhirnya, semoga kita semua bisa survive menghadapi segala masalah. Dan tentunya, bisa sukses dalam hidup. Insya Allah. Moga bermanfaat yaa. Salam.  
  

Sunday, August 26, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Karena Istirahat itu (Tak) Ada


Saat masih SMA dulu, saya dan teman-teman begitu bernafsu menyelesaikan pendidikan kami, meninggalkan seragam putih-abu-abu dan masuk kuliah. “Nanti bisa santai-santai.” Itu yang menjadi motivasinya. Terang saja, ketika pengumuman UN, kami girang bukan kepalang saat mengetahui nomor kami keluar: kami lulus!

Waktu kuliah tiba. Hari pertama wajah kami cerah bukan main. Melihat suasana hijau kampus, bertemu teman-teman baru, menyaksikan situasi yang luar biasa beda dari sekolah: tak ada seragam, tak ada keharusan berambut pendek bagi laki-laki, dan tak ada dosen yang menyuruh mahasiswa masuk saat sedang keluyuran di kantin. Pokoknya semua terasa serba bebas dan ekspresif! Masa orientasi pun kami lewati dengan senang hati. Tak ada ketakutan yang berlebih saat bolos dari orientasi pengenalan kampus (ospek). “Ini kampus, bung! Kita mahasiswa! Tak layak diperintah.” Begitu batin kami.

Kuliah hari pertama. Saya senyam-senyum sendiri saat pergi ke kampus pukul 09.45. Mana ada coba sekolah datangnya jam segitu? Paling telat pukul 07.30. Lebih dari itu ya siap-siap pungut sampah atau siram bunga! Hehe. Dosen pun naga-naganya gak masuk. Jadi terasa ada angin sepoi-sepoi dari mana gitu, haha.

Hari-hari terus berlalu. Pertemuan-pertemuan menjadi semakin sering. Daun-daun berguguran. Rambut-rambut semakin kribo (lho??). Singkat cerita, dosen semakin sering memberikan tugas. Tugasnya juga bukan mencari ‘pengertian’, seperti yang sering kita dapatkan di sekolah, tapi lebih daripada itu. Saya harus mencari jurnal, membaca buku, melakukan ini dan itu. Dan itu tidak hanya berlaku untuk satu mata kuliah, tapi sekitar sepuluh! Jadi waktu malam yang biasanya dilalui untuk tidur, kini harus berkutat di depan laptop. Waktu pagi yang dulu direncakan untuk malas-malasan harus pula digunakan untuk menyambung tugas yang tak siap di malam hari. Luar biasanya, hal itu hampir berlangsung empat tahun.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya saya bisa santai. Tapi dunia perkuliahan hanya menawarkan dua pilihan: sibuk di awal atau sibuk di akhir. Sibuk di semester awal atau sibuk menjelang drop out (DO). Dan akhirnya impian santai-santai saat SMA pun sirna. Hahaha.

Walaupun saya belum lulus, saya sering nongkrong dengan kawan-kawan yang sudah menyelesaikan skripsi atau bahasanya kerennya udah sidang. Ya, minimal bisa dianggap sudah selesai kuliah lah. Haha. Tapi ya kadang-kadang kasihan juga lihat mereka. Anggapan yang sering muncul saat selesai kuliah adalah kita bisa santai-santai. Tapi ternyata, kita selanjutnya malah direpotkan dengan mencari/ membuat pekerjaan atau bahasa pasarnya mau di bawa ke mana ijazah ini? 
“Aduuhh, sekarang aku ngapain lagi ee?” celetuk seorang teman. “Udah, nikah aja sana!”  balas saya. Jika saat semester akhir FAQ (frequently asked questions)- nya adalah skripsi, maka saat sudah wisuda ia berganti menjadi kerja. Luar biasa.

Kehidupan memang seperti ini. Seorang sufi – yang saya lupa namanya – berkata, “Istirahat seorang muslim itu hanyalah di surga.” Kalau dipikir-pikir benar juga. Orang paling kaya sekalipun tidak akan benar-benar istirahat. Ada saja kesibukan yang menghampiri. Menyambung cerita tadi, apakah saat kerja sudah didapat kita bisa beristirahat? Well, mungkin, kalau kerjaannya tidur! Hahaha. Sekarang semua pilihan ada di tangan kita. Mau santai bisa, mau peras keringat silahkan. Mengutip status FB abang letting saya: jika saat muda kita bekerja keras, waktu tua akan terasa lebih lapang. Jika saat muda kita malas-malasan, waktu tua kita akan berselimut kegalauan (hahaha, yang pake galau itu saya yang karang!). Semoga bermanfaat yaa. Insya Allah. Salam.             


Wednesday, August 8, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Jengah


Bola-bola kaca menggelinding
Berputar-putar di sudut kamar
Membiaskan pantulan masa lalu
Aku tidak mengerti
Aku tidak paham

Langit dalam sekejab hampa
Dalam keheningan gulita
Entah di mana bintang kemarin
Yang sinarnya menuntun para nelayan
Untuk pergi dan pulang.


sumber gambar: vi.sualize.us

Wednesday, August 1, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment