Ada Apa dengan Skripsi?


Menulis kata ‘skripsi’ di KRS awalnya begitu menyenangkan. Langsung terbayang bahwa masa studi tidak lama lagi. Apalagi saat mengikuti seminar judul dan diterima! Hati rasanya begitu girang. Imajinasi pun langsung naik ke level ntar kalo udah lulus kasih apa ya untuk pembimbing. Padahal menulis skripsi saja belum. Haha. Level khayalan kembali mendaki saat SK Skripsi keluar. Rasanya seseorang telah menembakkan peluru kosong di perlombaan marathon. Ingin rasanya berlari meninggalkan peserta lain. Saat itu, khayalan sudah sampai pada tahap ntar kalo wisuda mau traktir kawan-kawan di mana ya. Padahal, (sekali lagi) menulis skripsi saja belum. Haha.

Kemudian tiba saat di mana pembimbing mulai mengaktifkan pulpennya. Coretan mulai banyak. Tidak hanya sekali-dua kali, tapi berkali-kali. Minggu demi minggu berlalu. Halaman skripsi tidak bergerak lebih jauh dari BAB I. Hal ini diperparah dengan berondongan pertanyaan dari orang tua, teman seperjuangan, dan adik-adik letting, yang seakan telah mengadakan rapat pleno untuk secara kompak bertanya: “Udah siap skripsinya, bang?” Perlahan tapi pasti, hati mulai menyadari bahwa skripsi tidak semudah yang dibayangkan. Khayalan tentang wisuda pun perlahan mengabur. Rasanya ingin sekali tidur lalu terbangun sebagai mahasiswa baru. Walau harus pangkas cepak gak papa, yang penting bisa jauh dari skripsi (sebegitunyakah??). Haha.

Behind the Scene

Ada banyak cerita di balik pembuatan skripsi. Dan tentu saja ada yang sad ending juga happy ending. Persis seperti film Korea. Haha.

Ikhwani (22 tahun), dia satu jurusan dengan saya. Sesaat setelah judul skripsinya diterima, dia mendadak sibuk mencari job di warnet. Padahal teman-teman lain (termasuk saya), ya kalau cari pekerjaan itu tidak jauh-jauh dari mengajar. Wong kami mahasiswa Tarbiyah. Haha. Dan ada apa dengan Ikhwani? Apakah dia kesurupan? Atau apakah dia ketagihan main Facebook sehingga terpaksa bekerja di warnet demi mendapat akses gratis? Nyaris. Tapi lebih tepatnya dia menjadi OP warnet demi mencari bahan-bahan skripsi (yang tentunya gratis). Luar biasa! Tepuk tangan buat si Wan!! Dan akhirnya, dengan niat yang memang murni, Ikhwani pun alhamdulillah akan diwisuda tahun ini. Semua orang tersenyum kecuali pemilik warnet. Terang saja, setelah sidang skripsi, secara tiba-tiba Ikhwani mengundurkan diri sebagai OP warnet! Hahaha.

Ikhwani saat selesai sidang skripsi
Lain lagi dengan seorang mahasiswa, sebut saja namanya Broken. Sejak awal, dia cukup semangat menulis skripsi. Setiap malam dia menyempatkan diri online di warung kopi. Lembar demi lembar berhasil ia lewati.  Walau terkadang, perhatiannya teralihkan oleh Facebook dan Twitter. Maklum, Broken masih sedikit labil atau bahasa sekarangnya alay.

Suatu hari, tanpa Broken sadari, sebuah musibah menimpanya. Secara fisik Broken selamat, tapi secara mental dia sekarat. Broken mendadak ditinggalkan oleh kekasihnya! Dia pun terkena penyakit broken heart! Memang orang luar memandangnya simpel. Tapi hal ini berefek parah. Broken yang semula sangat gemar bersosialisasi, mendadak menjadi anti sosial. Dia mengurung diri di dalam kamar. Jika kawannya mengajak ngopi dia menolak. Rental PS yang semula menjadi pelipur lara juga mendadak ia tinggalkan. Jangan tanya skripsi, Broken mencampakkannya seperti halnya dia berusaha membuang jauh-jauh segala perasaan sakit hatinya. Dan seperti yang bisa ditebak, kelulusan Broken harus ditunda tahun ini. Sungguh sangat disayangkan. #PrayForBroken.

sebut saja namanya Broken
Banyak cerita-cerita lain mengenai skripsi. Seperti mahasiswa yang gagal lulus gara-gara ketiduran. Dia berjanji bertemu dosen pembimbing pukul 9 pagi, tapi baru bangun jam 12 siang. Dan secara tak tahu diri meng-sms sang dosen, “Bapak di mana?” 

Ada juga mahasiswa yang terlalu paranoid dengan dosen hanya gara-gara mendengar isu bahwa pembimbingnya itu killer. Jadi dia tidak pernah berkonsultasi dengan dosen itu. Dan apabila ada yang bertanya kenapa belum selesai skripsi, dengan ekspresi lugu ia menjawab: dosennya killer.

Tentunya ada banyak kisah-kisah lain yang tidak ingin saya ceritakan. Insya Allah nanti kawan-kawan akan mengalaminya sendiri.

Epilog

Saya perhatikan, mahasiswa yang memiliki tujuan atau sesuatu yang dikejar akan lebih cepat menyelesaikan skripsi. Seorang mahasiswa yang diultimatum tidak boleh menikah jika belum sidang, biasanya akan menulis sepuluh kali lebih cepat daripada mahasiswa yang belum berencana naik pelaminan. Apalagi kalau ada embel-embel: kalau bulan ini kau belum sarjana, aku nikahkan putriku dengan lelaki lain! Maka kecepatannya pun akan naik dua puluh kali lipat. Hahaha.


Saya juga sekarang masih skripsi. Saya belum lulus tahun ini. Dari apa yang saya alami, faktor-faktor eksternal seperti killer-nya dosen, susah mencari bahan, judul sulit, dan segala alasan luar lainnya tidak terlalu berpengaruh dalam selesai-tidaknya skripsi. Yang paling berpengaruh adalah diri kita sendiri. Saya tidak selesai bukan karena faktor eksternal di atas, tapi karena saya yang suka santai, menunda-nunda pekerjaan, dan masih menjalani prinsip singoh mantong (besok aja).

Skripsi pada dasarnya bukan hantu. Tidak ada dosen pembunuh kecuali kita yang membunuh diri sendiri. Tidak ada cerita bahan sulit jika kita rajin ke pustaka. Tidak ada kisah halaman skripsi stuck jika kita terus mengetik setiap hari. Dan akhirnya, bagi kawan-kawan yang akan memulai atau sedang skripsi, bismillah aja deh! Terus berusaha dan jangan lupa juga bantu-bantu kawan. Insya Allah selesai. Salam. 

Thursday, September 13, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 15 comments

Comments (15)

  1. This comment has been removed by the author.
  2. Jangan khwatir, kerja keras akan membuktikan semuanya!

  3. yang penting si broken udah berubah menjadi si fixed... dan jangan lupa, "anakku akan kunikahkan dengan orang lain kalau kau tidak lulus juga!" hahahaha!

  4. "(hahahaha)"...itu adalah kesan pertama saya saat membaca postingan ini. saya tertawa sendiri, karena pada dasarnya tidak semua yang disampaikan diatas tepat 100%. but so far, thanks bro. if u wanna know, u're one of my motivator... from English language research I class, KPM, till now. thanks so much bro.

    salah satu hal yang membuat saya terpacu untuk segera menyelesaikan skripsi saya adalah karena pada awalnya saya melihat sahabat saya "si broken" begitu bersemangat untuk menyelesaikan skripsinya. bahkan bisa dikatakan, "si broken" adalah yang paling rajin. bahkan sebelum berangkat KPM ke Tanah Gayo, kami berencana akan menyelesaikan mengolah data skripsi disana dan menikmati santainya jalan-jalan dengan kuda. Hingga KPM selesai dan perjuangan skripsi berlanjut, saya masih merasa tidak ada yang salah dengan "si broken". Menjelang pendaftaran sidang, memang terlihat keanehan pada diri "si broken". mulai dari cerita2'a yg disuruh baca and kritik sama kawan2, hingga berlanjut ke tahap tidak mendaftar sidang. Baru pada akhirnya saya tahu dari rumor yang beredar, bahwa sahabat saya "si broken" sedang patah hati dengan cinta yang sudah sekian lama disemai, disiram, dipupuk, hingga menjadi pohon, dan pada akhirnya tumbang karena digusur pembangunan jalan (hahaha).
    Baru saya tahu, ternyata begitu jadinya apabila seseorang patah hati. Tapi dibalik itu semua, saya percaya bahwa pohon yang tumbang itu akan memunculkan benih baru di tempat lain melalui akarnya yang merambat. yang nantinya akan menjadi pohon kecil, menjadi pohon remaja, dan pohon dewasa yang sudah siap menghadapi terpaan angin badai.
    Saya yakin, sahabat saya yang tadinya bernama "si broken", pada saatnya namanya akan berubah menjadi "si successful". I'll wait when it comes, InsyaALLAH. keep spirit bro..!!!

  5. #saparatozz blank...!!
    mangstah din

  6. Skripsi pada dasarnya bukan hantu. Tidak ada dosen pembunuh kecuali kita yang membunuh diri sendiri. Tidak ada cerita bahan sulit jika kita rajin ke pustaka. Tidak ada kisah halaman skripsi stuck jika kita terus mengetik setiap hari. Dan akhirnya, bagi kawan-kawan yang akan memulai atau sedang skripsi, bismillah aja deh! Terus berusaha dan jangan lupa juga bantu-bantu kawan. Insya Allah selesai. Salam.

    inilah salah seorang sosok yang selalu saya kagumi seperti hal nya saya mengagumi karya jules verne, dan brown,rick riordan,emerson,alvin toffler, dan lain lain ...

    di sebenarnya adal motivator yang sedang memotivasi diri nya sendiri, begitu jujur dan selalu melihat ke sudut yang berbeda dari setiap masalah, tidak bisa aku menahan untuk memuji karya nya karena itu merupakan fitnah bila aku katakan karya nya jelek ... terimakasih klinik tongfang ... Mr.Lee...

  7. wahhh.. Skripsi... #nelenludah

  8. uhmm... i must say "WOW" :D
    keren2...sebentar lg kami juga akan terjun ke script..alah apapun nama'a itu..sukses buat kita semua..smngat2 bg ekal. :D

  9. @nasry: thank bro! doanya! Insya Allah.
    @afri: oke, sista!
    @hasbi: hahaha!
    @ikhwan: thank udh mendoakan si broken! sukses terus buat qe wan! insya Allah
    @julian: yokk!
    @anonim: blankk!
    @anonim/ mr.lee: wah! pujian ini! alhamdulillah.
    @putra: hahaha!
    @desy: thank desi! sukses juga buat qe! insya Allah.

  10. sukses terus yaaahh...
    smoga yg broken bsa di fix segera, insyaallah:)
    semangat, semuanya di mulai dari niat brother:)

  11. Bg ekal... Go Go Go Semangat !!!
    Sedikit lagi tu bg, haha!
    Oia, selamat ya udah jd dosen matrikulasi, udah sering ke jurusan juga.. haha.

    YNWA! Jgn lupa mampir ke EDSA beli Pop Mie, hahahaha.

  12. Aku juga lgi nulis skripsi.
    Rasa2nya, sensi sekali klo ada yg nanya2 "Kapan sidang?" "Uda BAB berapa?", Fiuuuh.....!

    umm, tpi jlani ajalah. Toh ntar bakal indah di waktunya juga kan...hhahaha :D

    Buat si broken, moga proses move on nya cpat ya...:D

  13. @ipy: amiiiin. kak sepupu!!! insya Allah.
    @rayhan: hahahaha. alhamdulillah.
    @putri: indah pada waktunya! sipp-sippp!

Leave a Reply