Menulis itu (terkadang) Aneh



Saya merasa menulis itu aneh. Ada perasaan takut dan enggan untuk memulainya. Malah terkadang saya menghindarkan diri dari pena dan keyboard laptop. Tapi justru anehnya, ketika saya mulai menulis, jemari ini justru tak bisa berhenti. Ada kenikmatan tersendiri. Sebuah sensasi yang sulit untuk dijelaskan.

Cerita yang sama saya temukan di Chicken Soup’s for Writer Soul. Seorang penulis lepas senior, saya lupa namanya, juga mengalami hal serupa. Dia juga terkadang secara naluriah menghindari menulis. Menjawab hal ini, dia menyebut bahwa menulis itu sulit. Menulis membuat seorang penulis menjadi gila. Tapi kemudian saat ditanya kenapa dia terus menulis hingga sekarang, dia menjawab singkat, “Berhenti menulis justru membuat saya semakin gila.”

Apa yang dikatakan penulis senior itu mungkin ada benarnya. Di dalam hidup kita seringkali menghadapi masalah. Menulis membantu kita menyelesaikannya. Ia menjadi semacam teman curhat pribadi. Ada perasaan ringan tiap kali selesai menulis. Masalah memang tidak mutlak selesai. Tapi ada solusi yang tiba-tiba muncul. Ada angin segar yang mendadak berhembus. 

Namun di sisi lain, ada perasaan takut bahwa produk tulisan dianggap jelek. Khawatir kiriman tulisan ditolak media atau penerbitan. Gelisah kata-kata kita akan menyakiti hati atau menyinggung perasaan orang lain. 

Hal-hal itulah yang berangkali menjadikan penulis gila dan di sisi lain semakin gila.

Produk Hati

Setiap kata-kata di dalam tulisan berasal dari hati. Apakah itu tulisan serius atau bercanda, untuk menuliskannya penulis tetap harus serius. Tak heran makanya, penulis memang rentan terkena depresi. Jelas saja, hasil perasan hati dan otaknya, yang dirangkai dengan sepenuh jiwa dan harapan, terkadang harus berakhir di tong sampah. Tulisan-tulisan itu ditolak media dan penerbit. Makanya, jika melihat ada orang yang tenang-tenang saja saat cintanya ditolak, bisa jadi ia adalah penulis. Terang saja, wong dia sudah sering ditolak sama editor! Hahaha.

Akhirnya, menulis memang aneh. Sekali lagi saya ingin berkata bahwa menulis memang membuat gila tapi berhenti menulis menjadikan penulis semakin gila! Semoga bermanfaat. Salam.




Friday, October 12, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Comments (2)

Leave a Reply