Archive for February 2012

Tentang Proses Menulis

Tidak ada teori khusus dalam menulis. Tapi beberapa tahap berikut biasa saya gunakan dalam menulis. Inspirasinya seorang novelis nasional (klik di sini untuk menuju situsnya).Berikut tahapan yang saya pakai darinya, tentunya digabungkan dengan pengalaman saya. Semoga bermanfaat.

Menjaring Ide
Ide bisa muncul dari mana saja. Dari pengalaman pribadi, curhat teman, bahkan berita koran. Jadi sebenarnya, tidak alasan bagi seorang untuk mengatakan, “aku gak ada ide.”
Ide apapun sebenarnya menarik. Sederhanakah atau luar biasakah. Yang penting adalah bagaimana cara kita mengemasnya.

Pengendapan
Maksud dari pengendapan adalah kita memendam ide di dalam alam bawah sadar. Saya tidak terlalu paham penjelasannya, tapi kira-kira begini. Misalkan kita memiliki ide cerpen mengenai ‘Penjual Nasi Goreng Misterius’. Nah, ide tadi kita simpan di kepala. Secara tidak kita sadari, ide tadi akan bercampur dengan pengalaman, dan pengetahuan yang kita miliki.

Dalam proses ini biasanya kita tidak menulis. Yaa bisa melakukan apapun: jalan-jalan, ngopi, dsb. Dan apabila proses ini selesai, ketika kita mulai menulis, percaya atau tidak, cerita akan berjalan lancar seperti air. Dan tidak ada pula batasan/ rentang waktu selesainya proses ini. Bisa dalam bilangan jam, hari, bahkan tahun (pengendapan apa malas yaa? Hehe).

Sering juga ketika kita menulis, kita langsung saja lancar tanpa melalui pengendapan. Kenapa bisa? Mungkin secara tidak kita sadari suatu ide sudah terendap dalam kepala kita sekian lama. Semisal kita dalam pergaulan sehari-hari kita hobi bercanda. Maka tidak heran saat kita menggarap cerita komedi, alur cerita mengalir bagai lava.

Riset
Riset dilakukan untuk memperkaya wawasan kita. Tidak melulu mesti baca buku. Mengamati keadaan sekitar juga riset. Misal dalam ‘Penjual Nasi Goreng Misterius’. Memang terkesan simpel, tapi setidaknya mungkin kita membutuhkan deskripsi bagaimana seorang penjual nasi goreng memasak. Bumbu apa yang digunakan. Kenapa bisa enak.

Riset terbilang berhasil saat pembaca puas atau merasa mendapatkan hal-hal baru dalam bacaan yang kita suguhkan.  Saya jadi teringat saat membaca Madre karya Dee. Saya baru mengetahui bahwa membuat roti memerlukan biang. Saya baru tahu juga bahwa biang itu “hidup”: bisa disimpan bertahun-tahun, dari generasi ke generasi.

 Penulisan
Tidak banyak deskripsi di sini selain: TULIS!!

Self Editing
Tulisan selesai. Saatnya mengedit. Bacalah dengan seksama kemudian edit semampunya. Tidak ada batasan berapa kali. Sampai kita puas! Hehehe.

“Bacalah Tulisan Saya!”
Jika memang tulisan kita diniatkan untuk dipublikasikan, maka kita perlu orang lain untuk membacanya. Bisa siapa saja: teman, kekasih, ibu, guru, siapapun. Apapun pendapatnya, mungkin itulah yang mereka rasakan. Jika mereka bilang tulisan kita jelek, jangan marah. Karena mungkin itulah realitanya.

Dan jika kita mendapatkan pembaca yang bisa memberi masukan, akan lebih baik lagi! Mungkin ke depannya dia bisa menjadi mentor kita dalam menulis.
Jangan pernah malu menyuruh orang lain membaca/mengomentari tulisan kita. Bahkan Ernest Hemingway saja memiliki mentor: Gertrude Stein.

Finishing
Sekarang. Berdasarkan komentar pembaca dan perasaan kita sendiri, selesaikanlah tulisan itu. Dan setelah semua selesai, ucapkanlah syukur kepada Allah.


Okelah. Semoga bermanfaat yaa. Ingat, tidak ada teori khusus, tahapan di atas hanya untuk membantu saja. Teruslah menulis dan kita akan menemukan gaya kita sendiri.

Salam.

gambar: google.com

Wednesday, February 29, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Ingin Menjadi Penulis?


Jadi yaa saya suka menulis. Konon dalam menulis kita tidak perlu terlalu banyak bergelut dengan teori. Yaa cukup menulis saja.

Berikut beberapa tips dari saya supaya kemampuan menulis jadi keren:

1) Tulis apa saja minimal 500 kata per hari
2) Jika ingin mahir menulis opini, baca opini di media minimal 1 per hari dan jika mau ahli menulis cerpen, bacalah 1 cerpen per hari, dst
3) Cari satu orang mentor yang suka baca dan bisa memberikan masukan terhadap tulisan kita
4) MULAI MENULIS SEKARANG JUGA! insya Allah gaya dan kecakapan menulis akan terbentuk dengan sendirinya
5) Menulis ibarat berenang: tidak perlu terlalu banyak teori, langsung saja loncat ke air!
(sumber: pengalaman pribadi, hehe)

Okelah. Semoga bermanfaat ya. Salam.

sumber gambar: google.com

Monday, February 27, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Masalah

Seorang senior saya pernah mengibaratkan masalah itu seperti tali yang ditarik. Apabila dia ditarik terus-menerus, maka akan putus juga. Artinya, jika kita sudah dirundung masalah berat dan panjang, pada akhirnya akan menemui titik selesai juga.

Siapa sih yang tidak pernah menemui masalah dalam hidup? Tidak ada sepertinya. Selalu aja ada rintangan yang muncul. Selalu aja ada hati yang terluka (haduuh! Hoho). Terus bagaimana?

Hadapi. Percaya atau tidak, setelah seseorang menghadapi/ menyelesaikan suatu masalah, dia akan ter-upgrade. Seperti karakter game: speed-nya meningkat, kekuatannya naik, daya tahannya menebal. Ya gitu lah.

Terus bagaimana kalau masalah terasa tidak akan selesai? Ya, kita tetap harus sabar. Seperti analogi tali tadi, insya Allah bakal selesai deh!

Terus kalau perasaan kita udah sekarat? Mungkin kita perlu seseorang untuk bersama-sama menghadapinya. Paling tidak kita bisa share ke dia. Dengan berbagi, walau hanya lisan, persentase beban akan berkurang. Dan dengan keadaan hati yang lebih plong, pikiran juga semakin jernih, dan masalah pun bisa lebih giat dihadapi.

Terus kalau gak selesai-selesai juga? Mati aja deh! Hehe. Bercanda! Apapun ceritanya, kita perlu mengembalikan semua hal di dunia ini kepada Sang Pencipta, Allah. Kala semua daya-upaya sudah kita usahakan tapi belum membuahkan hasil. Tengadahkan tangan dan berdoalah. Kita membutuhkan Tuhan lebih dari apapun.

Akhirnya. Semoga kita semua bisa mengatasi segala masalah yang muncul. Dan semoga tulisan singkat ini bermanfaat yaa. Salam.

pic: google.com

Sunday, February 26, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Pesan yang Tersesat?



















Aku mendarat di pelabuhan
Menatap deburan ombak yang mengacau
Sementara camar yang kutunggu belum pulang
Entah dia tersesat dalam menyampaikan pesan?






pic: arcadja.com

Saturday, February 25, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Penolakan

Siapa yang tidak pernah mengalami penolakan? Ditolak lamaran kerja, ditolak seleksi beasiswa, ditolak pacar, dan (mungkin yang paling mengerikan) ditolak calon mertua! Hehe.
Penolakan memang sakit. Apalagi kalau kita telah berusaha menyiapkan segala sesuatunya dengan mantap. Niatannya ingin sukses tapi yang ada malah makan hati. Halah. Terus bagaimana?

Chicken Soup for Soul, buku yang kalau bacanya kita bisa termotivasi bahkan mewek-mewek, dulunya ditolak hampir semua penerbit yang ada di Amerika Serikat. Kolonel Sanders lebih gawat lagi, kakek-kakek yang ayam gorengnya sering kita makan ini, ternyata ditolak 1433 kali proposal waralabanya. Dan ada banyaak lagi orang-orang yang sekarang sukses dulunya mengalami penolakan. Kok bisa yaa mereka segitunya bertahan?

Ya, itulah orang niat. Niat ingin sukses maksud saya. Hoho. Naskah Chicken Soup for Soul terus dikirim ke berbagai penerbit, hingga akhirnya mereka menemukan penerbit yang berkenan menerbitkan. Kol. Sanders terus berusaha hingga ayamnya sekarang bisa kita beli di Simpang Lima, hehe.  Mereka bertahan, tetap setia dengan apa yang dilakukannya walau udah berdarah-darah, sampai orang lain menganggap mereka gila. Tapi itulah, apabila kita gigih, akhirnya nasib yang menyerah kepada kita, mengutip Pak Ippho.

Nah kita? Baru ditolak sekali aja udah nyerah. Baru bangkrut sekali aja udah minta ampun. Gimana mau sukses? Hoho!

Nah saya? Beraninya bilang orang. Sendiri sama aja. Hehe.

Akhirnya. Marilah kita BERTAHAN, SETIA. Gagal bisnis, cari lagi strategi. Ditolak tulisan di media, kirim lagi. Diusir calon mertua, datang lagi! Hehe. Dan jangan lupa berdoa sama Allah! Itu yang penting. Hoho. Okelah. Sekian. Semoga tulisan super singkat ini bermanfaat yaa.


pic: vi.sualize.us

Monday, February 13, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 3 comments

Fokus

Wah, kalau bicara soal fokus, saya bukan ahlinya. Tapi kali ini saya ingin sekali bercuap-cuap soal ini karena ternyata fokus itu penting.

Mengutip dari pernyataan Ibnu ‘Athaillah: “Jangan sekali-kali berbuat seperti penggali sumur yang mencari air. Ia menggali di sini sedalam sehasta, kemudian menggali di tempat lain sedalam sehasta pula. Dengan begitu, ia takkan dapat menemukan air. Mestinya, ia menggali di satu titik saja dengan sungguh-sungguh hingga air ditemukan.”

Sadar atau tidak, selama ini banyak dari kita tidak fokus. Terutama dalam hal ketrampilan diri (yang akan digunakan untuk penghidupan kelak). Mau inilah, mau itulah. Dunia sekarang memang banyak warnanya, banyak hal yang membuat kita tertarik, tapi kalau semua mau kita lakukan? Nah jangan-jangan seperti kata Ibnu ‘Athaillah di atas: tidak ada hal yang kita temukan.

Sekarang coba deh pikir, ‘aku suka apa?’. Oke misal suka masak, menulis, bertinju (lho??). Terus pilih salah satu, misal bertinju (lho kok bertinju?).  Usahakan pelajari segala seluk-beluk tentang tinju, kalau bisa sampai ke akarnya. Jangan semua mau dilakukan. Mau bertinju sambil memasak dan menulis. Tangan kanan pake sarung tinju, tangan kiri pegang spatula, dan mulut gigit pulpen. Apa bisa? Boleh sih, tapi takutnya kita jadi tidak…yaa tau sendiri deh tidak apa. Hehe.

Dan memang fokus itu sulit. Saya, entah apa-apa saya buat. Akhirnya sampai sekarang belum jadi apa-apa. Hehe.

Akhirnya, apa fokusmu? Semoga bermanfaat. Salam.




pic: vi.sualize.us

Monday, February 6, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Mentor

Saya menganggap setiap karya tulis yang saya hasilkan seperti emas: berkilau dan tanpa cacat. Saya tidak pernah berpikir tulisan saya memiliki kekurangan. Sampai suatu hari seseorang mengatakan tulisan saya SAMPAH.

Setelah dia menjelaskan alasan, saya pun mengakuinya. Dengan mengurut dada, saya kala itu bilang: tolong jadi mentor saya!

Keberadaan mentor itu penting. Dia bisa menilai kelayakan sebuah karya secara objektif. Tidak hanya itu, dia juga memberikan masukan yang membangun. Walau kadang kata-katanya menyayat seperti sembilu, tapi kehadiran sosoknya memang harus dianggap perlu.

Jadi, bagi yang ingin maju dalam suatu hal, carilah mentor! Jika suka bisnis, carilah pengusaha. Jika ingin belajar agama, carilah ulama. Jika ingin belajar menulis, carilah penulis. Dan jika ingin belajar becanda, carilah saya! Hehe, bercanda. Salam.





pic: vi.sualize.us

Wednesday, February 1, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments