Archive for July 2012

7 Kesalahan Fatal Penulis


Tak jarang saat ingin menulis, penulis justru terjebak dengan berbagai kesalahan. Ada yang disadari, tapi ada pula yang tidak. Berikut saya terjemahkan sebuah artikel dari writerdigest.com yang memuat tujuh kesalahan fatal yang sering dilakukan penulis. Poin-poin ini berasal dari empat penulis laris di dunia.

1. Malas
(David Hewson, penulis serial Nic Costa)
Kemalasan intelektual adalah sebuah penyakit yang menjangkiti semua penulis karena mereka terus menulis jenis buku yang sama.
"Saya pikir Anda harus benar-benar berjuang melawan kemalasan dan terus membuat tantangan untuk diri Anda sendiri." kata Hewson.
Seperti karya seni, penulisan buku tidak akan pernah ada selesainya. Dengan kata lain, jangan  katakan Anda 'menulis' jika dalam sehari hanya mampu membuat sebuah draft.

2. Gila Data/ Fakta
(Lisa Gardner, penulis The Killing Hour)
Memang ketika kita mendapatkan banyak fakta dan data untuk menulis rasanya tulian kita akan bagus.Tetapi bahayanya adalah ketika kita memasukkan itu semua ke dalam tulisan.
Ketika tulisan dimaksudkan untuk hiburan, jagalah ia agar terus maju - tidak tersendat-sendat dengan padatnya data atau fakta.

3. Terpaku pada Outline
(John Sandford, penulis Buried Prey)
Hal ini terjadi ketika Anda terlalu terpaku pada outline. Sandford mengatakan sebagian penulis menggunakan outline sebagai bingkai dan mereka hanya tinggal “menyulam” saja satu sama lain.
Membuat outline itu bagus, tapi jika Anda terlalu terpaut padanya, cerita Anda akan kaku. Karena terkadang dalam menulis, cerita lah yang menggiring penulis bukan sebaliknya.

4. Menyangkal Kecemburuan
(M.J. Rose, penulis The Hypnotist)
"Saya selalu mencoba untuk tidak cemburu terhadap penulis lain dan buku-buku mereka," kata Rose - tapi pada kenyataannya, dia percaya bahwa membiarkan rasa cemburu itu ada adalah bagus. Dengan rasa itu, Anda memiliki keinginan untuk terus menjadi lebih hebat dari sebelumnya.

5. Orientasi Bisnis
(John Sanford)
Salah seorang teman Sandford terlalu terobsesi pada bisnis. Akhirnya dia hilang ditelan obsesinya tersebut tanpa mendapatkan apapun.
Jika ingin menulis, menulis lah. Uang akan datang dengan sendirinya.

6. Tidak Membaca Buku
(M.J. Rose)
Membaca sangat penting untuk penulis. Dengan membaca, kemampuan menulis tanpa disadari akan meningkat. Sebuah studi mengatakan, 23% orang Amerika ingin menjadi penulis. Sayang tidak semua mereka rajin membaca buku.

7. Plagiasi
(David Hewson)
Ada perbedaan antara meniru sebuah buku dan dipengaruhi oleh buku.
Hewson beranggapan, adalah penting untuk mencari tahu mengapa sebuah buku bisa sukses. Dari situlah kita belajar tapi bukan memplagiat.

Demikianlah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Insya Allah. Salam


Tuesday, July 24, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Setelah Badai Usai


Setelah badai usai
Aku membersihkan semua
Batang-batang korek api kita yang jatuh di lantai
Tempat dulu kita duduk
Dan memikirkan masa depan

Setelah badai usai
Aku menggulung semua lembaran
Cerita dan harapan kita
Menyelipkannya di belakang lemari
Berharap tidak punya nyali untuk melihatnya lagi

Setelah badai usai
Aku pergi ke luar
Mengayuh sepeda
Menelusuri jalan-jalan kita dulu
Berharap bisa merelakan semuanya

Setelah badai usai
Aku berpaling dan memaki
Jika ada yang menyebut namamu lagi
Sudahlah kataku,
“Biarkan dia pergi.”

Sunday, July 22, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Patah Hati


By the way, apa hubungannya ya foto tebu patah dengan patah hati? Ya untuk sementara gak ada sih. cuma iseng aja. Hehe.

Ya, patah hati adalah kata sifat yang bisa membuat seorang preman menangis, mahasiswa malas-malasan buat skripsi, dosen memberikan nilai jelek (yang dua terakhir berlebihan deh, haha). Kalau sudah kena virus ini, huh, tidur bisa tidak nyenyak, mimpi tak enak, mandi pun tak nafsu (padahal memang malas!).

Pertama kali saya patah hati adalah sewaktu SMP. Saat itu saya mengikuti les. Singkat cerita kenal lah saya dengan seorang perempuan. Entah bagaimana ceritanya kami jadi sering smsan. Dia suka curhat tentang masalah pacarnya. Saya pun dengan ilmu alakadarnya mencoba memberikan solusi hingga akhirnya mereka bersatu lagi. Anehnya, saya seperti tidak rela. Biasalah, umur-umur segitu kan masih alay. Haha. Jadilah saya merasa menjadi orang paling menderita di dunia ini. Saya sering bolos les dan sering duduk merenungi nasib, termasuk menangisi pulsa saya yang sangat banyak habis. Terang saja, dulu biaya sms masih mahal: Rp. 350 kalau tidak salah. Hahaha.

Patah hati saya yang kedua masih terjadi di SMP. Saat itu HP masih menjadi barang baru. Asal ada yang miskol (miss called), sudah bisa dipastikan saya akan bertanya dengan tulisan alay, “nE syP yAch?” Saat itu pun, suara orang kalau mengangkat telepon masih dimanis-maniskan, seperti “Alloow.” Ya, suara-suara manja gitu lah. Haha. Biasaa baru punya HP. Singkat cerita, jadilah saya sering smsan dengan teman satu SMP itu. Sms terus berlanjut hingga menimbulkan percik-percik api asmara (halah). Gawatnya, saat saya bilang suka, dia membalas, “aku maen-maen aja eee.” Dan saya pun patah hati. Hahaha.

Kemudian tak terasa saya pun jadi anak SMA. Putih-abu-abu. Teman-teman sekelas mungkin masih ingat ke-alay-an saya yang datang pagi-pagi. Saat itu SMA 4 belum direnovasi (saya masih kelas I). Kelas kami menghadap gerbang sekolah. Saya khusus datang cepat biar bisa ambil posisi duduk di atas meja, pas di pinggir jendela, dag-dig-dug menunggu siswi itu datang sekolah. Haha. Dan begitu dia lewat, saya langsung loncat-loncat, meneriakkan namanya, “Itu wak ko liat dia lewat! Lewat dia wakk!!” hahaha. Dengan melakukan itu, pagi saya pun menjadi bersemangat. Walau efek sampingnya kawan-kawan sekelas menyangka saya gila. Hingga akhirnya, suatu hari saya mengetahui jika dia sudah ada yang punya. Dan Rhoma Irama pun memetik gitar, saya patah hati. Hahaha.

Dan yang terakhir adalah yang sekarang ini. Saat patah hati yang sakit adalah ketika perasaan telah kita tanamkan begitu dalam. Seperti pohon. Jika ia kita patahkan di ranting, ia masih dapat hidup. Tapi jika bagian akar yang diganggu, maka ia akan sekarat. Saya bersama perempuan ini dari kelas III SMA. Berapa tahun ya sudah? Hoho. Mengenai sebab kami berpisah, hmm, gak elok dibilang di sini. Rahasia negara! Haduh. Saya masih belum bisa melupakan bagaimana momen-momen dulu: Malu-malu kalau berpapasan. Jalan pertama pas pulang try out UN. Pergi SNMPTN bareng. Ngantri bayar SPP sama-sama. Cobain masakan dia. Tukar-tukaran surat & puisi. Oh man! Gak mau tulis lagi lah. Tak kuat saya. Hoho.

Akhirnya, patah hati memang membuat galau. Hidup terasa silau. Tujuan seakan hilang. Tapi ya, pesan saya sebagai korban (haha), janganlah terlalu lama terpuruk. Kita memang tak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi Allah mutlak tahu apa yang kita butuhkan. Dan mengenai tebu patah itu, mungkin kita bisa mengambil sedikit filosofi: Jika engkau patah, jadilah seperti tebu yang tetap manis sarinya (Hahaha). Apapun ceritanya, kita harus terus maju, terus mengetik skripsi (lho??), dan percayalah, suatu hari seorang manusia akan menggandeng hati kita lagi. Insya Allah. Salam.


sumber foto: ibtimes.com

Tuesday, July 17, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 11 comments

Satu-satu


Aku menghilang sejenak
Hanya untuk menyelesaikan
Semua rencana
Satu-satu

Aku menghilang sejenak
Hanya untuk menyelesaikan
Semua janji
Satu-satu

Aku bukan putus asa
Bukan pula gila
Hanya ingin menyelesaikan semua
Satu-satu

Thursday, July 12, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Sedikit Cerita tentang Penulis


Saya terkadang begitu lemah. Sebagai penulis, usia saya masih bayi: saya masih memerlukan bimbingan dan kasih sayang dari orang tua (baca: senior). 

Saya memang berniat menjadikan menulis sebagai profesi. Ranah kepenulisan memang tidak melulu formal. Saat ini saya baru mampu mengirimkan tulisan ke media. Dari situ lah saya mendapatkan pemasukan. Tapi sungguhlah itu tidak cukup, apalagi jika saya berpikir jauh ke depan. Suatu hari nanti, insya Allah saya akan berkeluarga. Dengan pendapatan saat ini, mungkin kami hanya bisa tinggal di kolong jembatan. Memang penulis tidak hanya berkutat di ranah sastra. Ada banyak ranah lain yang bisa digarap, seperti penulisan buku, modul, makalah, bimbingan skripsi, iklan, dll. Tapi untuk saat ini, saya belum mampu menyentuhnya. Semoga suatu saat saya bisa membuka jalan ke arah sana. Insya Allah.

Penulis tidak mendapatkan penghasilan dengan plok. Ia harus melewati proses kreatif yang tidak mudah. Itupun dilalui tidak dengan jaminan bahwa karyanya akan lulus seleksi. Saat ini, kecepatan maksimum saya dalam menggarap sebuah cerpen adalah delapan jam. Pernah saya mengarang cerpen dari pagi hingga sore. Saat selesai, kepala saya sakit. Otak ini rasanya diperas hingga kering. Alhamdulillah cerpen yang satu itu terbit di media. Banyak karya saya yang lain bernasib sebaliknya. 

Terkadang motivasi saya drop manakala orang-orang dekat meragukan pilihan saya sebagai penulis. Bagi mereka, penulis itu bukan pekerjaan sungguhan. Hanya sebuah sampingan yang tak bisa menghidupi. Saya ingin bilang bahwa semua butuh proses. Ada banyak penulis yang kaya secara finansial di luar sana tapi itu semua tidak didapatkan dengan sihir. Mereka harus bekerja keras. Saya berharap mereka bisa mengerti dan terus men-support saya. Saya benci diremehkan.

Saat yang paling menyenangkan tentu saja saat karya terbit, di manapun itu. Rasanya semua keringat terhapuskan. Ada angin sejuk yang tiba-tiba menyapu hati. Rasanya nikmat sekali.

Akhirnya, saya berharap bisa terus menulis. Dengan menulis hati saya terasa ringan, pikiran jernih, dan badan rasanya bugar. Selain itu, ada kesenangan tersendiri saat orang lain terhibur dengan karya-karya saya. Semoga ke depan, saya bisa menghasilkan lebih banyak karya dan tentunya lebih berkualitas. Insya Allah. Salam.
  

Monday, July 9, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 6 comments

Gene Weingarten Berbagi Pengalaman tentang Menulis


Gene Weingarten lahir di New York, 2 Oktober 1951. Dia adalah seorang jurnalis yang meraih Pulitzer pada tahun 2008 dan 2010 untuk karya feature-nya. Pria dua anak ini sampai sekarang menulis kolom untuk Washington Post. Bersama Dan, anaknya, dia juga menulis komik Barney & Clyde yang diilustrasikan oleh David Clark (sumber).

Berikut adalah petikan wawancara Gene Weingarten yang saya terjemahkan dari writerdigest.com. Semoga bermanfaat!

Apa yang harus dipahami oleh calon-calon penulis?

Mereka harus memahami bahwa menulis itu sulit. Jika tidak sulit, berarti mereka tidak melakukannya dengan benar.

Satu hal yang saya kagumi dari Anda adalah konsistensi Anda dalam membuktikan bahwa 'tulisan yang hebat berawal dari reportase yang hebat'. Bisa Anda jelaskan pentingnya reportase?

Ya, kita mulai dengan sebuah pepatah bahwa tulisan terbaik itu adalah tulisan yang sederhana. Artinya ia tidak terlalu heboh, penuh dengan kata-kata sulit, atau semafor-semafor (isyarat benda).

Baik-tidaknya cerita yang sedang Anda tulis bergantung pada informasi yang terkandung di dalamnya: hal-hal yang Anda dapatkan atau observasi, yang membuat narasi menjadi hidup. Hal-hal yang mendukung poin-poin Anda tidak hanya dengan pernyataan tapi juga contoh. Kutipan yang tidak hanya menyampaikan informasi tapi juga kepribadian. Bagi saya, itulah yang dinamakan reportase.

Lalu, apa yang membedakan cerita yang baik dan yang buruk?

Ya, seperti di atas. Cerita itu mesti mengandung reportase yang baik. Meskipun tentu saja memerlukan banyak waktu untuk berpikir. Saya selalu menasehati para penulis agar mereka bekerja keras untuk memberikan nuansa sinematik pada anekdot mereka. Ketika Anda mewawancarai seseorang, jangan hanya menuliskan perkataannya. Tanyakan pada diri Anda: apakah orang ini mengingatkan saya pada seseorang? Bagaimana suasana di ruang wawancara? Perhatikan dengan saksama bau, perubahan suara, keadaan lingkungan sekitar. Jadilah seorang sinematografer.

Apakah Anda memiliki semacam ritual atau teknik menulis khusus?

Setelah saya mencari detil-detil untuk cerita, saya melihat kembali catatan saya dengan saksama lalu kemudian menutup dan tidak melihatnya sama sekali hingga saya menulis draft. Saya merasa bebas menulis tanpa dirantai oleh catatan di buku. Lalu setelah selesai, saya kembali membuka catatan untuk mencari detil-detil tambahan atau mungkin ada kutipan yang tidak saya tulis dengan benar. Terkadang, kegiatan ini cukup membuat frustasi, tapi hal ini membuat cerita menjadi semakin bagus. Saya tidak tahu apakah ini bermanfaat bagi kebanyakan penulis. Melakukannya seperti semacam kegilaan.

Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa semua cerita adalah tentang makna kehidupan?

Dengan memasukkan diri Anda ke dalam cerita. Selalu setiap hal merupakan 'sesuatu' dan kita merupakan bagian dari 'sesuatu' itu. Oleh sebab itu Anda harus memiliki keingintahuan terhadap segala hal. Mungkin ketika Anda menyelami sebuah cerita, Anda akan berpikir bahwa 'itu bukan hidupku'. Tapi mengutip Roseanne Rosannadanna, "...it's always something." ***

Demikianlah petikan wawancara dengan Gene Weingarten. Semoga bisa menjadi masukan bagi kita! Insya Allah. Salam.


Sunday, July 8, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Hanya Sempat Menulis di Malam Hari? Baca ini!


Banyak orang yang memiliki hobi menulis tapi terjebak dalam pekerjaan lain. Dari pagi hingga sore mereka harus berkutat sebagai mahasiswa, akuntan, pengacara, dokter, atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. Seringkali waktu yang tersedia untuk menulis hanya malam hari. Sialnya saat itu badan sudah lemas, pikiran sudah lelah, belum lagi kewajiban rumahan yang menunggu untuk diselesaikan.

Bagi yang menyukai menulis, tentu saja ada sebuah impian agar karyanya dapat terbit di media atau bahkan menjadi buku. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa menggunakan waktu malam secara produktif? Berikut saya terjemahkan 10 tips Áine Greane dari bukunya Writer With a Day Job (dikutip dari writerdigest.com). Semoga bermanfaat!

1. "Saya capek!" Terjebak di antara jalanan macet, tumpukan tugas, dan beban pekerjaan, rasanya kita merasa lebih stress dari sepuluh tahun yang lalu. Jika Anda terlalu lelah untuk melanjutkan novel atau tulisan, jadilah realistis. Bersandarlah di bantal dan tulislah satu halaman kecil. Lakukan hingga mata Anda tertutup.

2. Keluargaku sedang menonton TV. Cari sebuah ruangan yang tenang, jauh dari ruang keluarga atau pergilah ke kamar tidur lebih awal, jangan lupa membawa laptop atau buku note kecil. Anda bisa juga turut menonton televisi dan mencatat dialognya, mungkin bisa menjadi sumber inspirasi Anda dalam menulis.

3. Waktu pulang = waktu keluarga. Sebelum pulang ke rumah, singgahlah selama 30 menit di cafe, pustaka umum, atau tempat-tempat lain yang membuat Anda nyaman. Belilah minuman yang Anda suka, amatilah pemandangan sekitar, dan kemudian tulislah beberapa halaman. Setidaknya saat tiba di rumah, beban Anda telah berkurang dan  waktu keluarga pun terasa lebih tenang dinikmati.

4. Saya hanya ingin bersantai dan berkumpul dengan teman. Jika beban pekerjaan Anda sangat berat, gunakanlah menulis sebagai sebuah cara untuk bersantai. Tumpahkanlah segalanya dalam tulisan Anda.

5. Saya pulang terlambat dan saya kelaparan! Mungkin cara ini terkesan buruk, tapi saya suka membaca selagi makan. Saya juga suka mengunyah snack saat sedang menulis jurnal atau mengedit draft. Jika Anda tinggal sendirian, hal ini bisa menjadi pilihan. Atau jika Anda memiliki pasangan, mungkin Anda bisa makan di luar, jadi di rumah Anda bisa konsentrasi menulis.

6. Saya insomnia tengah malam, jadi saya harus tidur lebih awal. Banyak ahli, menyarankan agar Anda tidak resah saat hal ini terjadi. Jika Anda terbangun tengah malam, Anda bisa mencoba tidur kembali atau bisa pula menghidupkan lampu kemudian membaca atau menulis.

7. Perusahaan tempat saya kerja berbasis di tiga zona waktu jadi ponsel saya terus berdering sepanjang malam. Kecuali Anda adalah seorang customer service, matikan ponsel. Lanjutkan menulis. Jika mereka benar-benar membutuhkan Anda, biasanya setiap kantor memiliki nomor telepon rumah Anda.

8. Tapi ini waktu saya dengan anak-anak! Tunggu sampai mereka tidur. Kemudian seduhlah secangkir teh herbal untuk Anda nikmati dan menulislah hingga tiba waktu tidur Anda. Sebagai alternatif, Anda juga bisa memanfaatkan waktu bersama anak untuk mengajak mereka menulis bersama. Jika mereka menyukainya, itu bisa menjadi pengalaman keluarga yang menyenangkan dan mereka berpotensi menjadi penulis handal di masa depan nanti.

9. Waktu malam lebih sibuk dari siang! Tidak seorang pun ingin menjadi pertapa. Dengan menjadi penulis, maka Anda harus memiliki keberanian untuk meninggalkan beberapa pekerjaan lain. Buatlah daftar kegiatan yang kira-kira bisa Anda tinggalkan. Belajarlah untuk mengatakan "tidak" untuk setiap undangan yang datang.

10. Saya tidak merasa hebat di malam hari! Jangan bicara begitu. Anda punya banyak waktu untuk kembali meninjau dan memperbaiki tulisan Anda. Atau jika memang Anda merasa sangat sulit menulis di malam hari, setidaknya Anda bisa menggunakan waktu itu untuk berpikir ringan mengenai tulisan yang sedang Anda kerjakan

Demikianlah tips dari Áine Greane. Kesimpulannya, walau waktu malam terasa berat, setidaknya setiap malam tulisan kita terus berjalan walau hanya satu halaman. Dan dengan terus berlatih setiap hari, insya Allah kemampuan menulis kita akan semakin tinggi! Semoga bermanfaat yaa. Salam.




sumber gambar:

Friday, July 6, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 3 comments

Skripsi (yang kadang-kadang) seperti Selingkuhan


Selingkuh itu dosa. Perbuatan yang jelas illegal secara etika. Ketika melakukannya perasaan menjadi tak tenang, takut ketahuan. Memberikan perhatian penuh juga rasanya enggan karena ia hanya pelampiasan. Tidak memberi perhatian juga menjadi masalah karena sang selingkuhan mengancam mengadakan konferensi pers. Halah.

Walau tidak mutlak sama, skripsi mirip juga dengan selingkuhan. Ngerjainnya itu malas minta ampun. Ada semacam perasaan nggak yang nggak banget kalau udah berkaitan dengan skripsi. Dan ngerinya, ketika kita malas dan menghindarinya, pikiran justru tertambat di sana. Mau liburan gak enak, main-main gak enak, makan gak enak, haduh. 

Ya, kayaknya emang gak ada solusi lain selain menyelesaikan. Perasaan jadi mati karier selama ada skripsi ini. Saat saya lagi mau buat cerpen, kepikiran skripsi. Mau nulis kolom, juga kepikiran skripsi. Sedang ada kerjaan freelance malah kepikiran skripsi. Jadi super gak fokus pokoknya!

Akhirnya, mudah-mudahan bisa selesai tahun ini deh si skripsi ini! Amiin. Insya Allah. (Ada yang mau bantuin??) 


sumber gambar:

http://www.fakeposters.com/posters/cheating/

Thursday, July 5, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Pagi Hari


Di sini, di pagi hari
Bila gemerisik suara hati tidak lagi sunyi
Dengan semua bisikan yang membuatku tertawa dan berduka
Hingga aku bingung oleh sebab diriku semata
Apakah saat ini aku ada? Atau memang aku sudah terlalu mengada-ngada

Di sini, di pagi hari
Sayatan dingin tidak membuatku meringkuk
Hanya langkah beku yang menjadikan jiwa terasa semu
Oleh hari yang pilu
Bersebab kata yang mengiris
Aku selalu tak ingin berakhir tragis

Di sini, di pagi hari
Aku menjadi kalian
Mengikuti dan sesekali menerima caci-maki
Atas semua yang tak kumengerti
Entah apa yang kuperbuat
Hingga makian datang bertubi-bertubi
Seringkali aku ingin berlari

Di sini, di pagi hari
Selalu ada hasrat ingin terbang
Melayang ke sebuah tempat
Di mana air mengalir di bawah diri
Di mana buah-buah masak mudah digapai
Di mana udara adalah jalinan harum bunga tak terkira

Di sini, di pagi hari
Realita harus diterima
Bahwa sekali lagi aku belum menjadi sesiapa
Ya, aku akan
Tapi lagi aku belum
Dan kembali aku membuka mata
Untuk terik kehidupan yang gila
Sementara kelopak tak pernah bisa tertutup
Oleh janji, rencana, dan harapan yang membeku.


sumber gambar:
http://kam0te.deviantart.com/art/morning-kiss-95735868

Monday, July 2, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Soft Skills


Di dunia ini banyak orang hebat, termasuk diri kita sendiri. Allah memang menganugerahkan tak terhitung potensi kepada manusia. Ada yang mahir berhitung, merangkai kata, menciptakan musik, melukis, dan banyak hal keren lain. Namun kenapa dari milyaran manusia di bumi ini, tidak semuanya bisa sukses?

Para ahli mengelompokkan keahlian (skill) menjadi dua macam: hard skill dan soft skill. Hard skills adalah kemampuan dalam bidang kepakaran (sumber). Misal Pak Din adalah seorang ekonom, maka sudah tentu dia menguasai ilmu ekonomi. Hasbi adalah pelukis, maka pastilah dia menguasai seluk-beluk seni rupa. Ya intinya hard skills berkaitan dengan kemampuan dasar yang dimiliki seseorang. Disadari atau tidak, semua manusia memiliki ini. Tapi masih pertanyaannya, kenapa semua orang belum sukses?

Walau menggunakan kata soft, bukan berarti ia tidak penting. Justru soft skills sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Soft skills adalah ketrampilan yang mengacu pada kualitas pribadi, kebiasaan, sikap, dan kemampuan berinteraksi sosial (sumber)

Secara garis besar, soft skills dibagi dua: keterampilan intrapersonal dan sosial interpersonal. Intrapersonal mencakup kesadaran emosional, kepercayaan diri, sifat, kontrol diri, dan manajemen waktu. Sedangkan keterampilan sosial interpersonal mencakup kesadaran politik, empati, kepemimpinan, komunikasi, manajemen konflik, dan kemampuan bekerja sama dalam tim (sumber).

Untuk menjadi pribadi yang hebat, seseorang harus mampu menggabungkan hard skills dan soft skills. Misal seseorang memiliki kepintaran dalam hal desain. Dia akan semakin sukses jika dalam kehidupannya ia memiliki sifat percaya diri dan manajemen waktu yang bagus. Jika ia tidak percaya diri, dia tidak akan berani menunjukkan karyanya. Bila manajemen waktunya buruk, dia akan sulit mendapatkan kepercayaan. Siapa yang akan percaya jika orderan desain selalu molor dari deadline? Hoho.

Karena itu, perusahaan sekarang tidak hanya menitik-beratkan rekrutmen mereka dalam bidang hard skills. Sekarang mereka telah menyadari bahwa elemen soft skills sangat penting. Percuma memiliki karyawan yang berkemampuan hebat tapi kualitas pribadinya buruk. 

Mumpung masih awal bulan, agaknya ini waktu yang tepat bagi kita untuk berbenah. Kalau dulunya masih suka menunda-nunda pekerjan, sekarang coba deh untuk lebih giat. Kalau percaya diri masih tenggelam, sekarang sudah bisa mulai dipancing keluar. Memang tidak mudah, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang kapan mau berubahnya coba? Hehe.

Akhirnya, semoga kita bisa menjadi pribadi yang baik, berguna bagi agama, negara, keluarga, dan kaya dunia-akhirat. Amiin. Semoga bermanfaat yaa. Ditunggu komentarnya.

Salam.



sumber gambar: blogs.unpad.ac.id

Sunday, July 1, 2012 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments