Archive for December 2013

Mengurus Perpanjangan SIM di Aceh


Pagi tadi saya mengurus perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Mobil SIM Keliling, Ditlantas Polda Aceh (dekat Masjid Raya Baiturrahman). Prosesnya cepat dan mudah. Tak sampai 15 menit semua selesai. Biayanya Rp. 80 ribu.

Jika dulu cukup menyertakan fotokopi KTP dan SIM lama, kali ini, berkas perpanjangan SIM wajib dilengkapi dengan surat rekomendasi kesehatan dari dokter, dan surat kesehatan jiwa dari psikolog. Sesuai dengan UU Lalu Lintas.

Saya membuat surat kesehatan di Puskesmas Krueng Barona Jaya. Biayanya Rp. 10 ribu. Sementara surat kesehatan jiwa saya peroleh dari Yayasan Psikodista (setelah sebelumnya mengikuti psikotest) dengan biaya Rp 50 ribu.

Jadi biaya total perpanjangan SIM A saya adalah Rp. 140 ribu.

Cerita lain

Pengurusan SIM berlangsung di dalam bus/ kontainer SIM Keliling. Di dalamnya ada dua orang petugas. Seorang petugas mengurus administrasi (kelengkapan berkas dan pembayaran), dan seorang lagi bertugas mengoperasikan komputer (input data, foto, dan cetak SIM). Di antara kedua petugas, terdapat empat buah kursi. Tempat warga duduk mengantre.

Dari sekian banyak warga yang mengurus perpanjangan SIM, beberapa di antara mereka tidak membawa persyaratan secara lengkap dan benar. Ada yang membawa surat kesehatan tanpa stempel, ada yang lupa mengurus surat kesehatan jiwa, bahkan ada pula yang hanya ‘bermodal’ fotokopi KTP.

“Apakah saya masih bisa memperpanjang SIM?” tanya seorang ibu yang tidak membawa persyaratan lengkap.

“Kami bisa membantu mengurus yang tidak lengkap. Tapi biayanya mahal.” petugas menyebutkan nominal. Jika tidak salah dengar, Rp. 250 ribu. 

“Saya menyarankan ibu mengurus dulu kelengkapannya sendiri. Jadi nanti akan dikenakan biaya normal sebesar Rp. 75 ribu.” sambung petugas.

Mendengar hal tersebut, si ibu memutuskan menunda dulu pengurusan SIM dan mengurus sendiri surat-surat yang tidak lengkap.

Beberapa warga lain juga mengalami situasi yang sama. Tapi mereka lebih memilih untuk membayar langsung dengan harga yang lebih mahal.

Kenapa?

Dari beberapa info yang saya dapat di internet, alasan sebagian warga yang memilih mengurus langsung SIM dan tidak repot-repot membuat surat kesehatan adalah alasan biaya dan waktu. Di situs Harian Analisa, saya mendapatkan informasi jika biaya pembuatan surat kesehatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh adalah Rp. 137.500. Proses pengurusannya pun relatif panjang dan berbelit-belit.

Padahal, Dirlantas Polda Aceh, Kombes Pol Indra Gautama, mengatakan bahwa surat kesehatan jiwa itu tidak mesti dari RSJ, cukup dari praktik psikolog saja. Selain memang sudah memadai, harganya juga lebih terjangkau.

Kemungkinan hal itulah yang membuat sebagian warga memilih ‘diuruskan’ kelengkapan persyaratannya oleh petugas. Selain biayanya tidak jauh beda, waktu yang dihabiskan juga tidak lama.

Legalkah?

Saya tidak tahu apakah prosedur ‘pengurusan’ syarat oleh pihak petugas merupakan hal yang resmi dan legal. Dalam beberapa sisi tindakan tersebut memang membantu. Barangkali ada warga yang hanya mempunyai waktu sedikit dan banyak urusan. Namun jika memang tidak legal, apapun ceritanya hal tersebut tidak benar untuk dilakukan.

Disadari atau tidak, terkadang inisiatif melanggar hukum justru datang dari warga bukan petugas. Jika memang kita ingin membangun negara yang bebas korupsi, semua harus kita awali dengan kebersihan diri kita sendiri. Mengikuti alur sesuai aturan. Tidak berusaha merayu aparatur untuk dimudahkan. Membayar sesuai biaya resmi. Dan tidak merasa harus memberikan ‘uang kopi’.

Sesungguhnya semua begitu indah jika kita jalankan sesuai dengan aturan. Toh, jika dalam proses tersebut kita masih dirugikan, tinggal lapor saja ke Ombudsman!

Thursday, December 12, 2013 by Muhammad Haekal
Categories: 14 comments

Aduh Juve


Saya jarang menulis tentang sepakbola. Kalau pun ada itu hanya tentang Del Piero. Tapi malam ini saya palak sekali. Tim kesayangan saya, Juventus, kalah melawan Galatasaray. Bukan apa-apa, saya hanya merasa tadi bukanlah pertandingan yang ideal. Kedua tim seperti bermain di sawah.

Türk Telekom Arena (Istanbul, Turki) memang sedang diselimuti hujan salju. Pertandingan ini seharusnya selesai kemarin. Saking parahnya cuaca, pertandingan ditunda dan dilanjutkan malam ini. Kondisi tidak jauh berbeda. Lapangan becek. Bola bahkan tidak lancar bergulir di beberapa bagian lapangan. Alhasil, tidak ada pertarungan strategi dan skill pada pertandingan ini. Yang ada hanya pertaruhan keberuntungan: siapa yang mendapat bola di bagian lapangan yang tidak begitu becek – dan Galatasaray mendapatnya.


Babak kedua, bagian lapangan yang relatif kering berada di sisi Juventus. Disemangati oleh teriakan suporter tuan rumah, Galatasaray perlahan mulai leluasa membangun skema serangan. Peluang demi peluang pun hadir. Beberapa kali dada rasanya sesak melihat Drogba men-shoot bola – yang masih sanggup diblok Buffon. Jantung pun hampir copot menyaksikan Burak Yılmas berusaha menyapu bola rebound – walau dia gagal. Dan akhirnya para Juventini di warkop sempurna terdiam saat Wesley Sneijder – yang mendapat umpan dari Drogba, menendang bola ke tiang jauh. Gol.


Ingin rasanya berandai-andai tentang lapangan dan cuaca. Tapi memang takdir malam ini tidak bisa ditolak: Galatasaray maju ke babak 16 besar. Juventus harus merelakan diri bertarung di Europa League.

Tanpa juara Italia, sepertinya babak 16 besar Liga Champions nanti sudah berkurang kemeriahannya. Itu negatifnya. Sementara hal baiknya, Juventus bisa lebih berkonsentrasi mempertahankan scudetto.

Nanti malam, dua wakil Italia lain, yaitu AC Milan dan SSC Napoli, juga akan memperebutkan tiket ke babak 16 besar Liga Champions. Saya berharap mereka bisa lolos. Forza Serie A!

Akhirnya,mungkin ada yang bertanya apa untungnya menonton sepakbola, menjadi tifosi sebuah tim, kecewa jika mereka kalah, bersemangat jika mereka juara? Saya tidak benar-benar tahu. Tapi mungkin cukuplah itu semua disebut sebagai kebahagiaan. Sebuah pelipur lara dari realita bernama kehidupan. Forza Juventus!

sumber gambar:

Wednesday, December 11, 2013 by Muhammad Haekal
Categories: 2 comments

Bolehkah?


Bolehkah ada rencana lagi?
Untuk kesekian kali
Menabur mimpi di tanah kering
Tersapu hujan lalu mengering.

Sunday, December 8, 2013 by Muhammad Haekal
Categories: 5 comments

Penerjemah


Setelah bulan-bulan sebelumnya hanya menangani job terjemahan jika diminta saja, hari ini kami resmi berpromosi.

Jika kawan-kawan memerlukan bantuan untuk menerjemahkan dokumen dari bahasa Inggris ke Indonesia atau sebaliknya, sila hubungi kami.

Kami?
Ya. saya bekerja bersama dengan beberapa teman alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (TEN/PBI) UIN Ar-Raniry.

Kawan-kawan tidak perlu ragu. Terjemahan dipastikan tidak asal dan selalu melalui proses editing

Bagaimana dengan biaya?

Per tanggal 7 Desember 2013, untuk 1 lembar (dihitung 250 kata), kami mematok Rp.25.000,- (Inggris ke Indonesia) dan Rp.30.000,- (Indonesia-Inggris). Jumlah yang dihitung bukanlah naskah mentah, tapi naskah yang telah jadi.

Lama pengerjaan tergantung jumlah halaman. Dalam hitungan standar (di bawah 50 halaman), biasanya dapat selesai dalam waktu 1 – 5 hari. Insya Allah.

Sejauh ini, kami melayani terjemahan berbagai jenis naskah, kecuali naskah kedokteran.

Bagaimana menghubungi kami?

Untuk saat ini, kami masih menggunakan kontak pribadi.
Kawan-kawan sila telepon/ sms/ whatsapp ke nomor 085260558505 atau boleh melalui email saya ke mhdhaekal@gmail.com

Agar hati kawan-kawan tenang, naskah akan kami selesaikan dulu, baru dibayar kemudian. 

Biaya boleh ditransfer ke rekening:
Bank Muamalat | No Rek: 2450000434 | A/N: Muhammad Haekal

Atau jika rumah kita dekat, bolehlah semua kewajiban kita tunaikan di kedai kopi atau tempat-tempat santai lainnya.

Demikian saja. 

Salam kami.

10-Translation Service

Friday, December 6, 2013 by Muhammad Haekal
Categories: 6 comments