Sembilan

 
Ini adalah minggu kesembilan dari dua belas minggu yang tersedia untuk semester pertama. Saya masih merasa belum berbuat apa-apa terutama untuk ilmu pengetahuan, ranah pembaktian saya untuk kehidupan.

Di satu sisi, saya semakin sadar bahwa episentrum kehidupan sebagian besar berpusat di diri saya sendiri. Saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa atas kebodohan, ketololan, atau kemunduran yang saya alami. Orang-orang, kita semua, punya kehidupan masing-masing. Kita bisa bergerak bersama-sama tapi mungkin ada yang memiliki tujuan berbeda. Di sini saya melihat, setiap orang akan dimudahkan untuk memperoleh apa yang ia niatkan, entah itu pekerjaan, perjalanan, pengetahuan, atau bahkan pelampiasan.

Saya juga mulai belajar bahwa mengubah diri sendiri, khususnya terkait kebiasaan buruk, lebih baik tidak dilakukan secara drastis. Dalam titik ekstrim, tubuh kemungkinan besar akan berontak. Perubahan dengan demikian hanya menjadi semacam euforia semalam. Oleh karenanya, opsi terbaik barangkali dengan melakukannya secara perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, hingga apa yang ingin kita ubah tersebut menjadi kebiasaan—yang nantinya akan menghujam erat dalam atribut kemanusiaan kita.

Kehidupan, dalam sebuah dimensinya, adalah pertarungan panjang manusia dengan dirinya sendiri. Kita harus memenangkan yang satu ini sebelum bergerak ke arena-arena yang lain []

Monday, May 2, 2016 by Muhammad Haekal
Categories: Leave a comment

Leave a Reply