Desember '16


Dari sekian banyak pilihan, menjadi bedebah adalah yang terburuk. Bagi saya, tidak ada yang lebih menyakitkan diri sendiri daripada menyakitkan orang lain. Sialnya, rasa pahit justru datang jauh-jauh hari setelah semua terjadi. Meminta maaf, sekalipun dimaafkan, rasanya tidak cukup. Di titik ini saya menyadari, menjadi pelaku kejahatan sama sekali tidak gampang. Teror rasa bersalah menjadikan hidup terasa tidak baik-baik saja.

Saya menganggap ini hukuman. Barangkali yang saya rasakan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang yang telah saya sakiti. Di Desember ini saya merasakan betul, apa yang saya perbuat berbulan-bulan lalu buruk sekali. Semua memang sudah berlalu dan yang tersisa dari semua ini adalah pelajaran bagi kami. Tentu dengan konteks dan sudut pandang masing-masing.

Jika mengingat-ingat kejadian itu, saya jadi takut sekali menyakiti lagi. Tidak. Sungguh. Saya tidak mau lagi.

***

Pertengahan November lalu, saya alhamdulillah berkesempatan ke Roma, Italia, untuk menghadiri konferensi. Saya tidak pernah berpikir bisa berjalan di aspal Roma, mencicipi croissant dan secangkir cappuccino, menghirup udara di negara yang akrab dengan kehidupan saya karena Liga Serie A.

Saya kerap merasa tidak pantas untuk apapun, termasuk kemewahan ini. Namun yang saya ingin katakan, tidak ada yang tidak mungkin. Setiap orang berkemungkinan mendapatkan yang ia inginkan. Satu hal yang paling penting adalah mencoba. Itulah saat kita akhirnya mengetahui Tuhan membawa kita ke mana.

Jangan pernah putus asa.

***

14 Januari 2017, insya Allah saya akan mudik ke Aceh.

Saya memiliki sebuah agenda besar. Entahlah. Saya masih tidak tahu akhirnya bagaimana. Saya pun masih belum terlalu percaya diri menyampaikan ini kepada banyak orang. Hanya keluarga dan beberapa teman dekat saja yang tahu.

Apapun akhirnya, insya Allah saya akan terima. Mencoba dan berdoa, hanya itu yang saya bisa.

***

4 Desember 2016, saya masih berusaha menemukan satu kepingan diri saya di masa lalu. Seorang Haekal yang memiliki keberanian, kualitas, dan produktivitas yang tinggi dalam menulis.

Saya kecewa dan kesal karena ia belum kunjung saya temukan. Saya masih terlalu takut bahkan untuk memulai. Saya harus menemukan ia segera. Saya khawatir, bagian diri saya itu hilang dan takkan pernah lagi kembali. Jika itu yang terjadi, sungguh buruk sekali sisa kehidupan saya.

Saya rindu sekali padanya []

Sunday, December 4, 2016 by Muhammad Haekal
Categories: 3 comments

Comments (3)

  1. Heii..pantesan menghilang yaa ternyata lagi bepergian..

    Semoga agenda besarnya lancarr :)

  2. Satu paragraf pertama bring's me here, aak.. sy merasakannya juga. Bagi org2 perasa, memang tidak mudah menyakiti hati org lain.

    Semangat, by the way :))

  3. @langitsenja: hahaha. iya.
    Insya Allah. makasih

    @SYAM: sip. terima kasih!

Leave a Reply