Kerap kali kita mendengar ada orang yang mengaku jatuh cinta namun kemudian berhenti dengan berkata bahwa ia tidak cinta lagi. Ada pula orang yang baru menjalin hubungan cinta tapi tiba-tiba berhenti dengan alasan bosan. Sebenarnya apa itu cinta? Dan apakah orang-orang tadi jatuh cinta atau hanya terkena sindrom bernama tergila-gila.
Pembahasan kali ini membahas cinta dari sudut pandang antara lelaki dan perempuan, dan kaitan antara cinta dan tergila-gila.
Antara Cinta dan Tergila-gila
Cinta dan tergila-gila ternyata satu keluarga. Di beberapa hal mereka sama, bahkan hampir tak bisa dibedakan. Di lain sisi, mereka juga berbeda, dan perbedaan itulah yang menjadi intinya.
Persamaan
Cinta dan tergila-gila seringkali diawali oleh perasaan yang sama. Ketika kita merasa panas-dingin melihat seseorang, berhasrat ingin memilikinya, jantung berdebar kencang hanya dengan mendengar namanya, bahasa kita tiba-tiba berubah seperti sastra, begitulah biasanya mereka berawal.
Perbedaan Cinta akan bertahan dan terus bertahan. Tidak peduli seberapa lama kehidupan, cinta akan terus ada. Sementara itu, tergila-gila bersifat sementara. Mereka berdua memang terkadang datang dengan tiba-tiba, namun bedanya cinta takkan pernah pergi, sementara tergila-gila sedikit demi sedikit akan mati.
Masalah akan membuat cinta semakin dewasa. Ia akan menjadi dinamika hubungan yang menjelma sebagai sebuah bumbu penyedap dalam cinta. Di sisi lain, masalah adalah racun bagi tergila-tergila. Masalah adalah sarana mengakhiri hubungan. Dalam kondisi tergila-gila, masalah terkadang justru dicari dengan tujuan tertentu, bukan timbul sendiri.
Cinta adalah anugerah, ia tidak memiliki alasan. Seseorang mencintai bukan karena kecantikan, kepintaran, kekayaan, dll. Percayalah seorang pecinta akan bingung (atau marah atau bahkan mengarang jawaban) apabila ditanyai soal ‘mengapa kamu mencintai aku’. Mungkin tepat seperti yang diutarakan oleh Five For Fighting dalam sebuah lagunya yang berjudul ‘I Just Love You’: “….I just love you, I don’t know why, I just do…”
Tergila-gila memiliki alasan, ia seperti perangkap setan. Ketika alasan tersebut sudah hilang, maka hilanglah perasaan. Seseorang yang tergila-gila karena kecantikan/ ketampanan, bisa pergi saat hal tersebut telah hilang atau ia menemukan hal yang lebih pada orang lain.
Cinta itu mencintai segalanya, sementara tergila-gila membuang ampasnya. Begitulah.
NahNah. Mudah-mudahan kita sudah paham antara keduanya. Persoalannya adalah terletak di persamaan antara mereka. Di awal mereka cenderung tak bisa dibedakan.
Namun demikian, semoga dengan mengetahui ini kita tidak salah langkah. Karena ini masalah perasaan, sepatutnya lah kita berhati-hati dan tidak bermain-main.
Dan satu lagi yang menarik bagi saya apabila kita bicara tentang cinta. Dalam bahasa Inggris, cinta adalah love, sementara love sendiri dapat bermakna to love (kata kerja). Artinya cinta memang harus diwujudkan, atau dipertahankan melalui perbuatan, cinta bukan hanya monopoli perasaan.
Saya sendiri patut bersyukur kepada Tuhan. Agaknya untuk cinta saya telah dan sedang merasakannya. Bagaimana dengan anda? Silahkan berkomentar.
Portofolio
Labels
Aceh
(5)
akreditasi
(1)
Aku
(1)
buku puisi
(1)
Buku Terbit
(1)
c.s jung
(1)
Cerita
(1)
Did You Know?
(1)
ekstrovert
(1)
Emha Ainun Nadjib
(2)
English
(4)
Esai
(3)
Features
(2)
Film
(1)
Fragmen
(6)
generasi milenial
(1)
generasi tanpa kantor
(1)
generasi z
(1)
Haji Agus Salim
(1)
HAMKA
(1)
harian
(1)
Helpfie
(1)
I Love Aceh
(1)
Indonesia
(3)
introvert
(1)
kampus
(1)
Kata-kata
(67)
Khazanah
(8)
Kolom
(174)
Kritik
(1)
Linda Christanty
(1)
Lindt Chocolat Cafe
(1)
M. Quraish Shihab
(1)
Motivasi
(1)
Nyinyir
(1)
P.K. Ojong
(1)
Penerjemah
(1)
Phobia
(1)
Profil
(1)
psikologi
(1)
Puasa
(1)
PUBG
(1)
puisi
(2)
Ramadan
(1)
Rehat
(4)
Teman-teman
(1)
Tentang Menulis
(7)
terbit di media
(15)
tumblr
(1)
universitas
(1)
video
(1)