Kadang-kadang hanya butuh satu detik saja untuk terdistraksi.
Dalam satu minggu, paling tidak dua kali saya berbelanja di Hongkong, sebuah swalayan yang menjual makanan khas Asia. Beberapa hari lalu, ada seorang kasir baru. Perempuan Tiongkok. Mungkin berumur 20 tahun. Tubuhnya semampai. Wajahnya mengingatkan saya akan kucing persia. Tentu saja tidak berbulu seperti itu! Hanya bentuk pipi dan hidungnya yang kira-kira begitu.
Sesampai di rumah, saya menceritakannya kepada Aji, teman satu kos saya. Mengumpamakan wajah manusia dengan hewan memang ide yang buruk. Dia tidak bisa membayangkannya. Saya pun berinisiatif membuka laptop dan mengetik "daftar aktris Tiongkok terkenal". Sulit bagi saya menemukan wajah yang mirip. Para aktris tersebut rata-rata memiliki hidung mancung. Setelah beberapa menit mencari, saya berpuas diri dan menganggap perempuan di Hongkong itu unik. Mungkin hanya ada satu di dunia. Saya bersiap-bersiap menutup layar sebelum pandangan saya menangkap sosok yang tidak asing: Chen Yan-hsi.
Chen bermain di sebuah film Taiwan: You Are the Apple of My Eye. Saya pertama kali menontonnya sekitar empat tahun lalu. Film ini sederhana. Tentang sekolah, dua pelajar yang saling mencintai. Tentang pertemuan, perpisahan, cinta yang diam, dan kerelaan.
Aji saat itu sedang mengerjakan tugas. Saya belum menyelesaikan bacaan.
"Ini film bagus bro! Coba deh kita buka lima belas menit aja," kata saya.
Saya bersungguh-sungguh. Mungkin bisa ditonton sebentar sebagai trailer. Lalu ya kapan-kapan diputar lagi jika ada waktu luang.
Aji, si bapak satu anak itu mengiyakan.
Akhirnya tentu bisa ditebak. Kami menonton film itu sampai habis! Setelah semuanya selesai, Aji berteriak meminta saya mengembalikan sekitar dua jam waktu yang sudah ia sia-siakan. Saya tertawa-tawa saja. Saya tahu dia tidak serius. Dia terlihat menikmati film itu. Ah bahkan seorang bapak seperti dia, masih senyum-senyum sendiri menonton film bertema remaja begitu. Barangkali hati selalu menyisakan ruang untuk masa lalu. Sekecil apapun itu.
P.S: Siapa suruh punya masa lalu? Ya sudah. Mari ngopi biar tidak gila!
P.S: Siapa suruh punya masa lalu? Ya sudah. Mari ngopi biar tidak gila!
Foto: mubi.com