Saya pernah begitu kesal ketika sebagian mahasiswa matrikulasi bahasa Inggris masih terbata-bata dalam memperkenalkan diri dan kerap kali mengucapkan kata dengan keliru. Mereka mengaku tidak belajar dengan baik di sekolah, tidak menganggap bahasa Inggris penting, dan saya pun bingung bagaimana mereka bisa lulus seleksi ujian masuk.
Saya berkata jujur kepada mereka bahwa semester ini mereka akan bekerja keras di mata kuliah ini. Tidak mungkin belajar bahasa Inggris dengan modul level mahasiswa tanpa penguasaan dasar sama sekali.
Kisah ini terulang kembali di benak saya ketika di umur 25 tahun ini pemahaman saya terhadap Islam begitu kurang. Saya merasa melakukan kelalaian yang sama seperti sebagian mahasiswa saya dulu: tidak paham bahasa Arab. Saya merasa menjadi pelajar nakal yang bertahun-tahun mengambil mata pelajaran Islam, tapi selama itu pula abai untuk menguasai bahasa pengantarnya.
Memang di sisi lain, pengajaran yang memakai bahasa selain Arab tersebar luas. Tapi mengingat bahasa Arab dipakai pula di hampir seluruh prosesi ibadah, rasanya janggal sekali jika seorang Muslim tidak memahaminya. Ketidakcapakan berbahasa ini pula yang menurut saya menjadi salah satu faktor utama absennya kekhusyukan dan pemahaman mendalam terhadap agama itu sendiri.
Oleh karena itu, jika ada sebuah hal yang wajib dipelajari oleh seorang Muslim, saya percaya bahasa Arab adalah salah satunya. Paling minimal mengerti apa yang diucapkan ketika shalat dan diaminkan pada saat berdoa.
Foto: Darrel Chaddock