Saya punya seorang teman yang mudah patah semangatnya. Dia sebenarnya adalah orang yang hebat, tapi dia punya kebiasaan sering merendahkan dirinya sendiri,berkata-kata negatif, dan mengisi kepalanya dengan pesimisme. Hal-hal tersebut perlahan menjadikannya rapuh.
Saya tidak bisa masuk dalam kehidupannya dan menjadi dia: melakukan hal-hal yang seharusnya dia lakukan, mengeksekusi rencana-rencana yang dia miliki. Saya hanya bisa bertanya, mengingatkan, memotivasi, dan berdoa. Lebih dalam dari itu, saya tidak punya akses, dia pun tak mengizinkan. Siapa pula yang mau kehidupannya dijalani oleh orang lain?
Kesedihan seringkali muncul ketika melihat orang-orang dekat terpuruk, tidak bisa meraih impian mereka, atau yang paling buruk, menyerah sama sekali dan berhenti. Rasanya tidak becus menjadi teman.
Andai dia tahu sedekat apa dirinya dengan kesuksesan []
Foto: Todd Quackenbush